Apabila ruangan ini gelap gulita, maka ketika Anda masuk tidak bisa
melihat tempat duduk. Kemudian Anda menyalakan lampu, ceklek.....Kini dengan
sendirinya kegelapan itu pergi.
Tidak perlu diusir. Tanpa perlu membawa alat untuk mengusir kegelapan
untuk menghalaunya. Tidak perlu. Pada saat lampu itu dinyalakan, kegelapan itu
akan pergi. Sesederhana itu saja. Sama halnya dengan apabila penderitaan
dikurangi, pada saat itulah Anda akan bahagia, bahagia, bahagia.
"seyyathapi bhikkhave mahasamuddo ekaraso lonaraso, evameva kho
bhikkhave ayam dhammavinayo, ekaraso vimuttiraso.'
Guru Agung kita pernah mengatakan, "O para Bhikkhu, samudera raya
hanya mempunyai satu rasa, rasanya garam. Asin. Ajaran-Ku ini, para Bhikkhu,
hanya punya satu rasa, rasa kebebasan. Kebebasan dari penderitaan, itulah
kebahagiaan yang sesungguhnya. Bukan kebahagiaan yang semu."
Untuk apa mencari kebahagiaan semu? Untuk apa? Apalagi jika sudah
berumur, kita seharusnya semakin mengerti dengan pasti bahwa kebahagiaan semu
itu hanya akan menambah penderitaan.
Maka buat apa?
Buat apa bermabuk-mabukan?
Buat apa mencuri?
Buat apa cari selingan (Selingkuhan)?
Semua itu nanati akan menimbulkan masalah. Itu bukanlah jalan
kebahagiaan.
Apabila Anda menutup jalannya kotoran batin, tidak menuruti tuntutan
kotoran batin, tidak silau dan terpukau dengan kebahagiaan semu, maka penderitaan
Anda akan berkurang, berkurang, berkurang. Berkurangnya penderitaan adalah
kebahagiaan. Inilah kebahagiaan yang sesungguhnya.
Ajaran Guru Agung kita tidak lengkap jika tidak menguraikan tentang satu
hal penting ini.
Apakah yang satu ini? Pikiran. Ya, pikiran.
Ucapan yang buruk, perbiatan yang buruk, ketertarikan pada kebahagiaan
semu, semua ini dimulai dari pikiran. Maka kendalikanlah pikiran kita
masing-masing.
Saat Anda merasa senang, merasa gembiranya meluap-luap, senang dan
gembira itu ada dimana? Di sini, di dalam tubuh yang tidak lebih dari dua meter
ini.
Ketika Anda merasa tertekan, merasa susah, sengsara, sedih, hancur,
dimana rasa itu terjadi? Sama, juga di dalam sini. Di dalam diri ini. Tidak ada
tempat yang lain. Hanya di dalam tubuh ini. Kebahagian dan penderitaan tidak
berada di luar-luar sana. Tidak ada. Karena itulah yang didalam ini yang harus
diubah. Jika Anda hanya mengubah yang diluar tanpa mengubah yang di dalam,
selamanya Anda tidak akan pernah mengalami kebahagiaan yang sesungguhnya.
Tidak senang pada orang; singkirkan.
Menyenangi sesuatu; ambil utk memiliki.
Merasa bosan pada pasangan; cari selingan (selingkuhan).
Ingin sukses dengan jalan pintas; berbohong, berbuat curang.
Ini adalah hal-hal yang dilakukan untuk bahagia, tetapi dengan mengubah
yang diluar, terus menerus demikian, tanpa pernah mengubah yang ada di dalam.
Padahal suka duka itu dirasakan di dalam diri. Bukan di luar sana.
Kita tidak bisa menemukan kebahagiaan di luar. Tidak akan ketemu. Karena
bukan disana tempatnya. Bahkan di vihara sekali pun Anda juga tidak akan bisa
menemukannya. Karena kebahagiaan itu ada di dalam diri kita masing-masing. Maka
kita harus mengubah yang ada di dalam diri kita. Ingat dan camkan ini baik-baik
!