Siswa beragama Buddha pada sekolah-sekolah di Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah masih ada yang belum mendapatkan layanan pendidikan agama di sekolah formal. Secara umum disebabkan jumlah siswa yang tidak memenuhi kriteria minimal untuk mendapatkan pelajaran agama, tidak ada guru pengajar, atau karena faktor lain. Dengan masalah tersebut terdapat siswa beragama Buddha yang terpaksa mengikuti pelajaran agama lain agar mendapat nilai agama. Upaya lebih baik yang dilakukan oleh siswa dan orangtua adalah dengan mengikuti pelajaran agama Buddha di vihara. Oleh karena itu diperlukan peran Sekolah Minggu Buddha melalui wihara atau cetiya untuk memberikan layanan Pendidikan Agama Buddha.
Maka perlu adanya penyadaran terhadap pengelola wihara akan peran pentingnya dalam memberikan layanan Pendidikan Agama Buddha. Bila tidak demikian maka akan ada kesan wihara hanya memfasilitasi siswa untuk sekadar memperoleh nilai agama tetapi layanan pendidikan tidak sesuai standar. Di sisi lain, siswa yang memilih mendapat pelajaran agama lain dengan tidak ditunjang penguatan pendidikan agama dari orang tua dan lembaga keagamaan akan menyebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap Buddha Dhamma.
Dosen STABN Sriwijaya Tangerang Banten terpanggil untuk turut berkontribusi dalam upaya mengatasi masalah tersebut. Kewajiban dosen yaitu melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi, salah satu diantaranya adalah pengabdian kepada masyarakat.
Pengabdian
kepada Masyarakat (PKM) oleh dosen STABN Sriwijaya dilakukan dengan kegiatan
berjudul: “Bimbingan Teknis Pengelolaan Sekolah Minggu Buddha Kabupaten
Purworejo, Provinsi Jawa Tengah”, dengan harapan dapat memotivasi pengurus
Sekolah Minggu Buddha untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dalam
memberikan pelayanan Pendidikan Agama Buddha secara baik kepada siswa. Kegiatan
ini dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa Sekolah Minggu Buddha di Kabupaten
Purworejo belum menyelenggarakan layanan Pendidikan Agama Buddha secara
terstruktur dan sistematis.
Kegiatan
dilaksanakan di hotel Suronegaran, Jl. Urip Sumoharjo no. 47, Purworejo, selama
dua hari yaitu pada Sabtu dan Minggu, 20-21 Juli 2019, dari pukul 07.30 – 16.00
WIB
Kegiatan
dihadiri oleh Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah yaitu Bapak
Sutarso, S.Ag., M.M. Pembimas menyampaikan arahan mengenai pentingnya Sekolah
Minggu Buddha bagi generasi penerus umat Buddha.
.
Tim
dosen dari STAB Negeri Sriwijaya sebagai narasumber masing-masing menyampaikan
materi pembelajaran yaitu Dr. Sapardi, S.Ag., M.Hum. dengan judul “Buddha
Dharma Kontekstual”, Sabar Sukarno, S.Ag., M.Pd.B, MM. dengan judul “Manajemen
Sekolah Minggu Buddha”, Sugianto, S.Ag., M.Pd. dengan judul “Peningkatan
Kompetensi Guru SMB”, dan Iin Suwarni, S.Ag., M.Pd.B, dengan judul “Konsep
Dasar Pendidikan Agama Buddha di Era Milenial”.
Seorang mahasiswa STABN Sriwijaya yang merupakan umat vihara Viriya Giri bernama Desy Indra Dyaningsih menjadi anggota tim PKM.
Selama
kegiatan, peserta dengan antusias mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh
narasumber, yang dilakukan dengan metode pembelajaran disamping ceramah,
diskusi, juga diselingi dengan berbagai games yang menarik, menggembirakan, dan
membangkitkan semangat belajar. Dengan demikian peserta melakukan pembelajaran
yang aktif dan interaktif.
Pada
akhir kegiatan, semua peserta mendapatkan sertifikat. Peserta berasal dari dua
majelis yaitu Magabudhi dan MNSBDI. Magabudhi diwakili oleh Romo Gunadi, dari
MNSBDI diwakili oleh Bapak Kadek Arya, menerima sertifikat secara simbolik.
Peserta menyampaikan kesan yang diwakili oleh Bapak Priyono, yang merupakan
seorang guru SDN di daerah Purworejo. Priyono menyatakan bahwa meskipun dirinya
sudah mempunyai pengetahuan tentang pengelolaan SMB, tetapi apa yang
disampaikan oleh narasumber dapat menambah pengetahuannya. Ia juga mengharapkan
semoga di masa mendatang dapat dilakukan kegiatan-kegiatan serupa oleh STAB
Sriwijaya di wilayah Purworejo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar